Dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, bukan hanya semangat dan ketekunan yang menjadi kunci, melainkan juga sistem pendidikan yang terstruktur dan tepat metode. Di Mahad Amaliyyah Qurani, pembelajaran Al-Qur’an menggunakan metode Ummi—sebuah pendekatan baca Al-Qur’an yang menekankan tartil, tajwid, dan penguatan hafalan. Sebagai bentuk evaluasi atas kemampuan para santri dalam membaca dan memahami kaidah-kaidah tajwid, diadakanlah kegiatan Ujian Munaqasah Tartil Al-Qur’an.
Latar Belakang Kegiatan Munaqasah Metode Ummi
Metode Ummi merupakan pendekatan pembelajaran Al-Qur’an yang sistematis dan menyeluruh. Mahad Amaliyyah Qurani mengadopsi metode ini sebagai program wajib untuk membentuk santri yang mampu membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid dan tartil. Dalam sistem ini, terdapat beberapa jenjang: mulai dari Jilid 1, Jilid 2, Jilid 3, Gharib, hingga Tajwid. Setiap santri yang telah menyelesaikan satu jenjang diwajibkan mengikuti tes munaqasah sebagai prasyarat untuk naik ke level berikutnya.
Ujian ini tidak sekadar formalitas, namun merupakan bentuk pembuktian capaian belajar dan tolok ukur kesiapan santri dalam menapaki jenjang pembelajaran selanjutnya, terutama menuju tahapan tahfidz Al-Qur’an.
Rangkaian Pelaksanaan Ujian Munaqasah
Ujian munaqasah dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Mei 2025, bertempat di Sekolah Insan Rahayu, Rancaekek Majalaya. Kegiatan ini difokuskan untuk para santri yang telah mencapai jenjang tajwid. Berbeda dengan level Jilid 1 hingga Gharib yang diuji oleh koordinator Ummi internal Mahad, peserta ujian tajwid kali ini langsung diuji oleh pengurus Ummi Bandung Raya sebagai penguji eksternal yang telah bersertifikat dan berpengalaman.
Sebanyak 6 santri mengikuti ujian ini, terdiri dari 2 ikhwan dan 4 akhwat, didampingi oleh Ustadzah Nurjanah, salah satu guru tahfidz di Mahad Amaliyyah Qurani. Ujian berbentuk tes lisan langsung di hadapan penguji, di mana para santri diminta untuk membaca Al-Qur’an, menjelaskan kaidah tajwid dan gharib yang terkait dengan bacaan mereka, serta menyetorkan hafalan dari juz 30.

Makna Ujian Munaqasah Bagi Santri
Bagi para santri, munaqasah bukan sekadar tes biasa. Ini adalah momentum pembuktian kemampuan yang telah diasah selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Setiap huruf, makhraj, dan hukum tajwid yang dibacakan mencerminkan kerja keras dan dedikasi mereka.
Lebih dari itu, hasil munaqasah menjadi dasar pengklasifikasian saat santri hendak melanjutkan ke program tahfidz Al-Qur’an. Dengan kata lain, nilai dari ujian ini akan menentukan kesiapan santri untuk masuk ke dalam fase lebih lanjut, yaitu menghafal Al-Qur’an secara intensif dan berjenjang.
Antusiasme dan Kesungguhan Santri
Walaupun hanya enam santri yang mengikuti ujian pada tahap ini, semangat mereka patut diapresiasi. Persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari, baik secara mandiri maupun dalam bimbingan halaqah. Mereka membaca berulang-ulang, mempelajari teori tajwid, dan menyiapkan mental untuk tampil di depan penguji. Tak jarang, rasa gugup dan cemas muncul, namun dengan bimbingan dan doa dari para guru serta orang tua, para santri berhasil melewati ujian dengan baik.
Peran Guru Pembimbing
Tidak bisa dipungkiri, keberhasilan santri dalam mengikuti munaqasah juga merupakan hasil dari kesabaran dan dedikasi para guru. Ustadzah Nurjanah misalnya, tidak hanya mendampingi saat ujian, tapi juga mempersiapkan para santri sejak awal. Memberikan bimbingan, memeriksa tajwid, hingga membantu menyusun strategi belajar agar para santri bisa lebih cepat memahami dan menghafal dengan benar.
Guru-guru Mahad Amaliyyah Qurani selalu menekankan pentingnya memahami makna ibadah membaca Al-Qur’an bukan hanya dari sisi teknis bacaan, tapi juga nilai spiritual di baliknya. Bahwa membaca dengan tartil dan memahami tajwid adalah bagian dari bentuk penghormatan terhadap Kalamullah.
Refleksi dan Harapan Ke Depan
Setelah mengikuti ujian munaqasah, santri diharapkan semakin yakin terhadap kemampuan diri dan siap untuk melanjutkan perjalanan menjadi hafidz dan hafidzah. Ini adalah salah satu pilar pendidikan di Mahad Amaliyyah Qurani: menjadikan generasi muda cinta Al-Qur’an, menguasai bacaan yang benar, dan mampu mengamalkan ajaran-ajaran di dalamnya.
Kegiatan munaqasah ini akan terus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, sesuai dengan jenjang belajar santri. Harapannya, semakin banyak santri yang lolos setiap tahapan dan masuk ke kelas tahfidz dengan kemampuan dasar yang matang.
Penutup
Munaqasah Tartil Qur’an Metode Ummi adalah bukti nyata komitmen Mahad Amaliyyah Qurani dalam melahirkan generasi Qur’ani yang tangguh. Kegiatan ini bukan hanya sekadar ujian, tetapi juga bagian dari proses pembentukan karakter santri—sabar, teliti, dan cinta terhadap Al-Qur’an.
Semoga seluruh santri yang telah mengikuti ujian ini bisa naik ke level pembelajaran berikutnya dengan hasil terbaik, dan terus meningkatkan kualitas ibadahnya. Mari kita doakan bersama agar Mahad Amaliyyah Qurani senantiasa menjadi lembaga pendidikan yang istiqomah mencetak generasi pecinta dan penjaga Al-Qur’an.