Santri Rayakan HUT RI ke-80 dengan Penuh Kebersamaan
Baleendah, Bandung – Merah putih berkibar gagah di lapangan Ma’had Amaliyyah Qur’ani. Sorak tawa para santri terdengar sejak pagi, menyatu dengan semangat kemerdekaan yang terasa begitu kuat. Tahun ini, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Ma’had Amaliyyah Qur’ani kembali menggelar agenda tahunan yang sudah sangat dinanti: AQU JUARA (Amaliyyah Qur’ani Juara) ke-11.
Bukan sekadar lomba dan hiburan, kegiatan ini menjadi ajang bagi para santri untuk menyalakan kembali semangat perjuangan, menumbuhkan rasa cinta tanah air, sekaligus mempererat ukhuwah di lingkungan pesantren.



Tema: “Pemuda Bangkit, Indonesia Maju”
Tahun ini, AQU JUARA mengusung tema “Pemuda Bangkit, Indonesia Maju”. Tema tersebut menggambarkan harapan besar bahwa para santri, sebagai bagian dari generasi muda bangsa, dapat mengambil peran penting dalam melanjutkan estafet perjuangan.
Santri Ma’had Amaliyyah Qur’ani tidak hanya ditempa dengan ilmu-ilmu agama, tetapi juga diarahkan untuk menjadi pribadi yang mampu memberi kontribusi bagi bangsa. Kehidupan pesantren menjadi ruang belajar yang luas, tidak sebatas pada penguasaan kitab, melainkan juga pada pembentukan karakter, keterampilan, dan rasa kebersamaan.
Melalui kegiatan AQU JUARA, nilai nasionalisme ditanamkan dengan cara yang menyenangkan dan penuh makna. Setiap perlombaan bukan hanya sekadar ajang untuk bersaing, tetapi juga sarana melatih kekompakan, ketelitian, sportivitas, serta kerja sama. Inilah wujud nyata bahwa semangat kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang mendidik sekaligus menghibur.
Perpaduan antara nilai-nilai Islam dengan semangat kebangsaan inilah yang menjadi ciri khas pendidikan santri. Mereka belajar menyeimbangkan kecintaan kepada agama dengan tanggung jawab terhadap tanah air. Dengan begitu, lahirlah generasi yang bukan hanya cerdas secara spiritual, tetapi juga siap menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
Lomba-Lomba Unik dan Penuh Makna
Selama tiga hari, mulai 15 hingga 17 Agustus 2025, lapangan pesantren dipenuhi keceriaan. Beragam lomba khas kemerdekaan mewarnai acara: Tarik Tambang, Football, Makan Kerupuk, Paku Nancleb, Karpet Terbang, Air Nampan, dan Balon Jepit. Di samping itu, panitia turut menghadirkan sejumlah permainan khas santri yang unik dan kreatif, di antaranya:
- World War: simulasi “perang bendera” yang melatih strategi dan kekompakan.
- Kupas Bawang: lomba khusus ustadz dan ustadzah yang penuh gelak tawa, karena bukan hanya cepat mengupas, tapi juga harus tahan mata perih.
- Babaya Money: lomba mencari uang di dalam pepaya yang membuat para peserta tak segan belepotan demi hadiah.
- Mata Elang & Air Nampan: permainan melatih fokus, kesabaran, dan ketelitian.
- Lipat Baju & Cup Stacking: melatih kerapihan, kecepatan, sekaligus daya konsentrasi.
Setiap lomba tidak sekadar untuk bersenang-senang, melainkan juga mengandung pelajaran. Tarik tambang mengajarkan kerja sama, balon jepit menuntut keseimbangan, dan world war melatih strategi serta sportivitas.




Antusiasme Para Santri
Sejak hari pertama, antusiasme santri begitu terasa. Setiap sorakan, tawa, hingga teriakan dukungan membuat suasana semakin meriah. Bahkan, para ustadz dan staf ikut turun gelanggang, sehingga batas antara santri dan pengajar seakan melebur dalam kebersamaan.
-Ungkapan santri tentang kesan dan pesan
Puncak acara berlangsung pada Ahad, 17 Agustus 2025, dengan upacara bendera HUT RI ke-80. Seluruh peserta berdiri tegap, menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat, sembari menundukkan kepala mengenang jasa para pahlawan. Momen ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan yang dirasakan hari ini adalah hasil perjuangan panjang para pendahulu bangsa.

Nilai dan Harapan di Balik Kemeriahan
Lebih dari sekadar lomba, AQU JUARA menjadi wadah pendidikan nonformal bagi para santri. Dari setiap permainan, mereka belajar arti kerja sama, pentingnya sportivitas, hingga bagaimana menyikapi kemenangan dan kekalahan dengan bijak.
“Semoga semangat kemerdekaan ini tidak berhenti di sini saja. Santri harus mampu menjadi pemuda yang berakhlak mulia, cinta tanah air, dan siap berkontribusi untuk agama dan bangsa,” pesan Ustadz Yusuf di akhir acara.

Penutup yang Berkesan
Acara ditutup dengan suasana penuh suka cita. Sorak kegembiraan mengiringi momen pembagian hadiah bagi para juara lomba. Namun, keceriaan itu tidak hanya milik mereka yang berdiri di podium, melainkan juga milik semua peserta yang telah berusaha, bersorak, dan tertawa bersama sepanjang kegiatan. Setiap wajah tampak berbinar, mencerminkan rasa bangga karena telah ikut menjadi bagian dari kemeriahan AQU JUARA ke-11.
Lebih dari sekadar rangkaian perlombaan, kegiatan ini menghadirkan pengalaman berharga tentang arti kebersamaan, kerja sama, dan sportivitas. Setiap tantangan yang dilewati menjadi pelajaran, setiap tawa yang pecah menjadi perekat ukhuwah, dan setiap sorakan yang menggema menjadi bukti bahwa semangat santri selalu hidup untuk menyemai kebaikan.
Dengan mengusung semangat “Pemuda Bangkit, Indonesia Maju”, AQU JUARA ke-11 bukan hanya perayaan kemerdekaan, tetapi juga sebuah ruang pembelajaran nonformal yang membentuk karakter santri. Dari sini, para santri belajar bahwa mencintai tanah air bisa dilakukan dengan cara sederhana: menjaga kebersamaan, menghargai perjuangan, dan menyalakan api nasionalisme dalam setiap langkah.
Harapannya, semangat yang lahir dari kegiatan ini tidak berhenti saat perlombaan usai. Ia akan terus tumbuh dalam diri para santri, membimbing mereka menjadi generasi penerus yang cerdas, berakhlak, dan siap mengabdi untuk agama, bangsa, dan negara.